Wednesday, June 10, 2009

Kasiat Jinten Hitam

Selama berabad-abad jintan hitam digunakan jutaan orang di Asia, Timur Tengah, dan Afrika untuk menjaga kesehatan. Minyak dan herbanya diyakini bisa mengobati penyakit yang berhubungan dengan sistem pernapasan, saluran pencernaan, gangguan lambung dan lever serta untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Jintan hitam dipercaya berasal dari Mediterania (seputar Laut Tengah), sebelum tersebar ke berbagai belahan dunia, termasuk ke Asia. Bentuknya kecil berserabut, ukurannya tidak lebih dari 3 mm. Jintan hitam termasuk dalam keluarga buttercup (Ranunculaceae).
Ada dua jenis tanaman ini, yakni yang berwarna ungu kebiruan dan putih. Orang-orang di tanah Arab telah mengenal Jintan hitam lebih dari 2.000 tahun lalu. Mereka memanfaatkan tanaman ini untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan, misalnya sakit gigi, flu, nyeri sendi.
Di Arab, jintan hitam dikenal sebagai habbatus sauda (biji yang menyenangkan) atau habbatul baraka, artinya biji yang membawa berkah. Bagi kaum muslim, jintan hitam merupakan anugerah Allah. Anjuran Nabi Muhammad SAW untuk memanfaatkan jintan hitam tercatat dalam sebuah hadis,”Tetaplah berobat dengan Habbatus sauda karena sesungguhnya ia bisa mengobati semua penyakit, kecuali kematian.”
Tak heran, tanaman bemama Latin Nigella sativa L ini masuk dalam daftar obat alami di buku Al-Tibb al-Nabawi atau Pengobatan Cara Nabi.
Keampuhan jintan hitam menyebar hingga Mesir, Yunani, dan India. Dalam kuburan Tutankhamen ditemukan narasi bahwa jintan hitam dipakai dokter pribadi Firaun sebagai bahan baku minyak dan salep untuk mengobati gangguan pencernaan. Cleopatra dan Nefertiti memakainya untuk merawat kulit agar tetap lembut.
Pada 460 SM, Hippocrates menyarankan penggunaan tanaman ini untuk membangkitkan vitalitas dan energi, kenyamanan, serta mengatasi kelelahan tubuh dan psikis. Dioscoredes, ahli fisika dari Yunani, di abad I melaporkan bahwa jintan hitam dipakai untuk mengobati sakit kepala, hidung tersumbat, sakit gigi, meningkatkan produksi ASI, dan menyembuhkan penyakit internis.
Tahun 980 M, Ibnu Sina dalam The Cannon of Medicine menyatakan Habbatus sauda sebagai perangsang tenaga dan membantu memulihkan kesegaran tubuh, menstimulasi energi, serta membantu penyembuhan dari kelelahan atau kurang semangat.
Kaya Gizi
Tahun 1960, Mahfouz dan Badr EI-Dakhakhny, peneliti Mesir, mengisolasi zat aktif nigellone dari minyak atsiri jintan hitam. Peneliti menemukan, dua minyak volatil (cenderung menguap pada suhu dan tekanan normal) dalam jintan hitam adalah nigellone dan thymoquinone.
Nigellone mencegah terjadinya kejang otot dan melebarkan saluran pernapasan, sehingga jintan hitam berkhasiat untuk penyakit pernapasan. Nigellone juga bersifat antihistamin, sehingga membantu mengurangi alergi, sedangkan thymoquinone berkhasiat antiradang dan antinyeri. Senyawa ini efektif untuk menggelontor racun tubuh.
Di tahun yang sama El-Dakhakhny melaporkan bahwa minyak jintan hitam memiliki kemampuan meredakan radang sendi. Penelitian di laboratorium mengungkapkan kandungan minyak nigellone dan thymoquinone dalam jintan hitam bersifat antileukimia. Penelitian lainnya, kedua unsur itu membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan efektif untuk mengobati asma dan batuk kering.
Riset di bidang AIDS dilakukan Dr. Haqpada di Departemen Biologi dan Pusat Penelitian Medis di Riyadh, Arab Saudi, tahun 1997. Hasilnya, jintan hitam mampu meningkatkan rasio sel T positif dan negatif menjadi 55 persen dengan 30 persen aktivitas pembunuh sel alamiah.
Sebuah literatur dari University of Potchefstroom (1989), Afrika Selatan, menjelaskan jintan hitam dapat meningkatkan kadar ASI pada ibu menyusui. Hal ini ditunjukkan oleh kombinasi lipid portion dan struktur hormon dalam habbatus sauda. Menurut Yellia Mangan, penulis buku Cara Bijak Menaklukkan Kanker, jintan hitam kaya akan nutrisi yang mendukung kekebalan tubuh, termasuk interferon yang membantu penyembuhan kanker.
Tanaman bernama lain black seed ini juga kaya asam lemak tak jenuh dan asam lemak esensial (asam linoleik dan linolenik). Asam alfa -linolenik (omega 3) asam linoleik (omega6), merupakan substansi yang tidak dapat dibentuk di dalam tubuh, sehingga tubuh harus mendapat suplemen yang mengandung kedua asam tersebut.
Jintan hitam juga mengandung 15 macam asam amino, protein, karbohidrat, minyak volatil dan crude fiber. Kandungan vitamin dan mineralnya meliputi kalsium, potasium, besi, magnesium, selenium, vitamin A, B1, B2, B6, C, E dan niacin. Black seed juga mengandung arginine, yang penting pada masa pertumbuhan balita

Tuesday, June 9, 2009

Karena Merah Berarti Khasiat

Hati-hati ketika mengkonsumsi minuman rosela dalam kemasan, bila warna merah semakin memudar, sebaiknya tidak dikonsumsi,' kata Ir Didah Nur Faridah MSi, periset Epartemen Ilmu dan Teknologi Pangan , Institut Pertanian Bogor. Penyebabnya pengolahan, pengemasan, dan penyimpanan minuman Hibiscus sabdariff a tak cukup menjaga senyawa aktif di dalamnya. Khasiatnya menghilang seiring warna merah yang memudar.

'Saya pernah melihat minuman rosela yang berwarna putih, seiring lamanya waktu penyimpanan' kata Didah. Lantaran penasaran Didah pun mengujicoba musabab hilangnya pigmen merah. Hasilnya, rosela yang hanya dikemas botol transparan dan ditaruh di tempat terkena sinar matahari langsung, cepat berubah warna. Sebab, senyawa aktif rosela berupa antosianin mendegradasi. Zat aktiflah yang menyebabkan seduhan asam kumbang alias rosela berwarna merah. Jadi, warna merah hilang, khasiatnya pun lenyap.

Minuman rosela yang dibuat dari kelopak kering rosella, jumlah senyawa aktif rosela yang berupa senyawa fenolik yang dapat berfungsi sebagai senyawa antioksidan mencapai 23,10 mg/g bobot kering. Aktivitas antioksidan yang terukur dengan senyawa trolox mencapai 5.308,64 mM trolox/g bobot kering. Jumlah itu 4 kali lebih tinggi dibanding bubuk kumis kucing yang aktivitas antioksidannya 1.364,88 mM trolox/g kering. 'Adanya antioksidan rosela seperti gossipetin, antosianin, dan glukosida hibiscin memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit degeneratif seperti jantung koroner, kanker, diabetes melitus, dan katarak,' kata mahasiswa program doktor IPB itu.

Antikanker

Khasiat oseille rouge-rosela dalam bahasa Perancis-menghambat pertumbuhan sel kanker telah dibuktikan oleh De-Xing Hou di Jepang. Peneliti Faculty of Agriculture, Kagoshima University, itu menemukan delphinidin 3-sambubioside dan cyanidin 3-sambubioside, antosianin rosela yang ampuh mengatasi kanker darah alias leukeimia. Cara kerjanya dengan menghambat terjadinya kehilangan membran mitokondrial dan pelepasan sitokrom dari mitokondria ke sitosol.

'Antioksidan rosela meredam aksi radikal bebas yang menyerang molekul tubuh yang mengandung elektron,' kata Didah. Jika molekul mengandung elektron seperti guanin DNA terserang, kesalahan replikasi DNA mudah terjadi. Kerusakan DNA memicu oksidasi LDL, kolesterol, dan lipid yang berujung pada penyakit ganas seperti kanker dan jantung koroner.

Chau-Jong Wang, dari College of Medicine, Chung Shan Medical University, Taichung, Taiwan menemukan khasiat lain rosela. Hasil penelitiannya ekstrak rosela kering yang dibuat sirup, melindungi liver tikus setelah diinduksi karbon tetraklorida (CCl4), perusak hati. Setelah diberikan 1-5% rosela selama 9 minggu, kerusakan hati seperti steasis dan fi brosis turun secara signifikan.

Minuman kesehatan

Untuk membuat seduhan the vinagreira-rosela dalam bahasa Portugis-mudah. Bunga yang sudah dipetik, dijemur di bawah terik matahari selama 1-2 hari agar memudahkan pemisahan lidah kelopak dengan bijinya. Kemudian cuci air bersih dan jemur kembali selama 3-5 hari. Remas kelopaknya, jika mudah menjadi bubuk artinya kadar air telah mencapai 4-5%. Seduh 2-3 g teh rosela dengan air mendidih hingga larut dan air berubah menjadi kemerahan. Untuk diet, penderita batuk, atau diabetes gunakan gula rendah kalori seperti gula jagung. Di negeri asalnya, Afrika, rosela dijadikan selai atau jeli. Itu diperoleh dari serat yang terkandung dalam kelopak rosela. Di Jamaika, dibuat salad buah yang dimakan mentah. Ada kalanya juga dimakan dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue sesudah dimasak dengan gula. Kerap bisap-sebutan rosela di Senegal-disuguhkan sebagai minuman tradisional saat natal. Caranya, kelopak rosela dicampur irisan jahe dan gula lalu ditaruh pada teko tembikar. Setelah itu dididihkan dan diamkan semalam. Disajikan dengan menambahkan es dan rum, 'Jus' itu berasa, beraroma, dan berwarna mirip minuman anggur.

Sedangkan di Mesir, Afrika Barat, rosela diminum dingin pada musim panas dan diminum panas saat musim dingin. Di Sudan, Afrika Timur, karkadeh-sebutan rosela di Sudan-menjadi minuman keseharian dengan campuran garam, merica, dan tetes tebu. Minuman itu juga menghilangkan efek mabuk dan mencegah batuk.

Serat

Penduduk Meksiko percaya rosela berkhasiat menurunkan bobot tubuh. Penelitiannya dilakukan Francisco J Alarcon-Aguilar dari Universidad Autónoma Metropolitana Iztapalapa, Meksiko. Sebanyak 120 mg ekstrak rosela yang mengandung 33,64 mg total antosianin diberikan selama 60 hari terhadap tikus gemuk berbobot 45 gram; normalnya 20 gram.

Hasilnya, konsumsi rosela terbukti menurunkan bobot tubuh pada tikus berbobot lebih dan meningkatkan asupan cairan ion ke tubuh. Penurunan lainnya terlihat pada trigliserida dan kolesterol jahat.

Penelitian efek kerabat bunga sepatu itu terhadap kegemukan juga dilakukan oleh Sáyago-Ayerdi SG dari Department of Nutrition, Universidad Complutense de Madrid, Spanyol. Menurut Sayago quimbombo chino-sebutan rosela di Spanyol-mengandung 33,9% serat larut yang membantu meluruhkan lemak.

Khasiat rosela memang beragam. Namun, hati-hati sebab tak semua orang bisa mengkonsumsinya. 'Keasamannya mencapai 3,14, untuk pengidap mag kemungkinan berefek merugikan,' kata Didah.

Lidah Buaya Hilangkan Derita Radang Sendi

Ira Kumalasari tak pernah menduga kegemaran bermain basket akan membuatnya menderita seumur hidup. Bakatnya memasukkan bola ke dalam keranjang sejak duduk di bangku sekolah dasar membuat dia kerap terpilih jadi atlet basket andalan kota Malang. Tujuh hari dalam seminggu ia memainkan si kulit bundar. Profesi itu digelutinya hingga lulus sekolah menengah atas.

Tamat SMA bukan berarti Ira meninggalkan dunia basket. Ia masih meluangkan waktu untuk hobinya itu hingga berumah tangga. Efek samping dari kegemarannya baru terasa pada 1974. Saat berusia 30 tahun. Ira kerap merasakan sakit tak terperi dari kedua lutut. Awalnya rasa sakit itu diabaikan, tapi lama kelamaan kian menjadi sehingga berjongkok pun sulit.

Rasa sakit di lutut itu tak diduga akan berdampak dahsyat bagi tubuhnya. Ketika rasa sakit semakin tak terperi, istri dari Linggar Suyono itu memutuskan untuk menjalani akupuntur. Pengobatan tradisional Tionghoa itu dilakukan seminggu 3 kali. Setahun melakukan akupuntur, mantan guru sekolah dasar itu tidak merasakan perubahan yang berarti. Ahli akupuntur di Malang yang didatangi malah menyarankan untuk memeriksakan diri ke dokter.

Tak ada pilihan lain bagi Ira selain memenuhi saran itu. Alangkah kagetnya saat divonis dokter mengidap radang sendi kronis. Ia memang merasakan seluruh tubuhnya nyeri. Sayang, saat itu ilmu pengobatan belum maju. Radang sendi yang disebut pengapuran belum ada obatnya. Dokter hanya memberikan antibiotik dan obat penghilang sakit. Ibu 5 anak itu juga diminta untuk mengurangi berbagai makanan kaya kalsium. Akibatnya, 80% bahan makanan sehari-hari tidak bisa dikonsumsi.

Operasi

Karena tidak diobati, rasa sakit terus menyambangi. Naik-turun tangga menjadi siksaan teramat berat. Kedua lututnya kerap kali berbunyi kretek...kretek. Tak tega melihat penderitaan Ira, kerabatnya menganjurkan untuk berobat ke China dan diturutinya. Pada 1992, wanita kelahiran Sidoarjo itu pergi berobat ke negeri Tirai Bambu itu walau hasilnya nihil. Di sana pun Ira tidak menemukan obat bagi penyakitnya.

Pada 1996, kelahiran 1944 itu memutuskan berobat ke Singapura. Hasilnya sama saja. Belum ditemukan obat untuk radang sendinya. Sebetulnya dokter di Singapura memberikan 2 pilihan: operasi penggantian tempurung lutut atau pengikisan kapur di lutut. 'Tapi saya takut,' katanya. Ia pun kembali dengan tangan hampa. Rasa sakit yang menderanya diacuhkan. Antibiotik dan obat penghilang nyeri jadi andalan, meski terus-menerus mengkonsumsi obat dokter membuatnya takut. Pada 2000 konsumsi semua obat dokter dihentikan dan beralih menggunakan produk herbal.

'Sebetulnya saya sudah mengenal produk itu pada 1987,' kata Ira. Sejak saat itu, suplemen kesehatan itu rutin dikonsumsi selama 8 tahun. Sayang, hasilnya bagai jauh panggang dari api. Kesembuhan yang diidam-idamkan tak kunjung datang. Untunglah pada 2005 rekannya mengenalkan suplemen lidah buaya. Merasa tertarik, Ira pun rutin mengkonsumsi 3 kali sehari, masing-masing 100 cc. Sebulan berselang, berangsur-angsur derita perempuan yang penuh semangat itu mulai sirna. 'Saya merasa lebih bugar,' kata Ira. Sakit di sekujur kaki mulai mereda.

Menurut Prof Dr dr Harry Isbagio SpPD-KR Kger, guru besar Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia, pengapuran sendi terjadi karena kerusakan tulang rawan yang melapisi ujung tulang persendian. Tulang rawan berfungsi sebagai bantalan dan peredam kejut apabila dua ruas tulang berbenturan saat digerakkan. Kerusakan timbul akibat usia, gerakan yang berlebihan, dan tekanan dari bobot tubuh.

Lidah buaya

Lidah buaya Aloe vera, tanaman asal Afrika yang menjadi imigran di Indonesia itu ternyata memiliki 1001 khasiat. Sejak zaman nenek moyang, lidah buaya digunakan sebagai tanaman obat untuk berbagai penyakit. Bangsa Mesir Kuno sudah memanfaatkannya sejak sekitar 1.500 SM; bangsa Samaria, 1875 SM. Karena khasiatnya yang luar biasa, lidah buaya dianggap sebagai tanaman keabadian.

Hasil penelitian Antoni Femenia, periset dari Departemen Kimia Universitat de les Illes Balears, Spanyol, lidah buaya memiliki multikhasiat lantaran bersifat antibiotik, antiseptik, antibakteri, antikanker, antivirus, anticendawan, antiinfeksi, antiperadangan, antipembengkakan, antiparkinson, antiarteriosklerosis, serta antivirus yang resisten terhadap antibiotik. Lidah buaya juga moncer sebagai penghilang nyeri.

Senyawa yang bertanggung jawab sebagai penghilang nyeri adalah antrakuinon dan kuinon. Dua senyawa itu juga dikenal sebagai antibiotik. Keluarga Liliaceae itu pun mengandung salisilat yang berperan untuk meredam rasa sakit. Salah satu enzim dalam lidah buaya juga bisa memecah brandykinin-senyawa penyebab rasa nyeri. Karena itu kerabat bawang merah itu bisa dimanfaatkan oleh penderita osteoartritis.

Selain berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit, lidah buaya juga berkhasiat bagi kecantikan. Dalam Drugs and Cosmetic Journal tertulis lidah buaya mengandung polisakarida (terutama glukomannan) yang bekerja sama dengan asam-asam amino esensial dan sekunder, enzim oksidase, katalase, dan lipase. Sejak lama asam amino diketahui berfungsi sebagai penyusun protein pengganti sel yang rusak. Artinya, lidah buaya berperan untuk membantu proses regenerasi sel baru.

Selain berperan dalam regenerasi sel, kandungan lignin dalam lidah buaya pun bermanfaat bagi kulit. Lignin yang terkandung di dalamnya mampu meresap ke dalam kulit dan menahan hilangnya cairan dari permukaan kulit. Hasilnya, kulit tidak cepat kering dan terjaga kelembapannya. 'Lidah buaya membuat regenerasi sel kulit wajah menjadi lebih baik, sehingga kulit tampak lebih kenyal, elastik, dan kencang,' kata David Elim ahli kecantikan di Apotek Harapan Indah. Pantas Cleopatra memanfaatkan lidah buaya untuk menjaga kecantikannya

Musuh Bebuyutan Kolesterol

Singkong, pisang, bakwan, tahu, dan tempe goreng di piring dihidangkan dalam sebuah rapat. Di atas meja yang disusun seperti huruf U itu terdapat 6 piring camilan yang habis hanya dalam beberapa menit. Tujuh belas peserta rapat silih berganti mencomot gorengan yang lezat itu. Konsumsi aneka penganan gorengan itu secara berlebihan meningkatkan kadar kolesterol sekaligus meningkatkan risiko serangan jantung.

Maklum, kadar asam lemak penganan gorengan itu lumayan tinggi, mencapai 11,92%. Padahal, Rustika membuktikan konsumsi 1% asam lemak meningkatkan 2,17 mg/dl total kolesterol dan 2,38 mg/dl kolesterol 'jahat'. Periset Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan itu meneliti di Joharbaru, Jakarta Pusat, dengan responden 503 jiwa. Dampak penumpukan kolesterol adalah mempersempit arteri dan menyumbat aliran darah. Tahap berikutnya terjadi pengerasan pembuluh darah alias artarioskrosis.

Ketika plak pecah, retakan juga memicu pembekuan darah. Saat itulah terjadi serangan jantung dan stroke. 'Kadar kolesterol tinggi dalam darah merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular, terutama serangan jantung,' kata Dr dr Budhi Setianto SpJP, ahli jantung Rumahsakit Harapan Kita Jakarta. Asal-muasal penumpukan kolesterol, ya konsumsi lemak. Salah satu contohnya kebiasaan menyantap pisang atau tahu goreng yang gurih itu.

Kombinasi

Setiap 1 g lemak menghasilkan 9 kalori sebagai sumber energi. Lemak itu kemudian diproses menjadi senyawa asetil koenzim-A yang membentuk asam lemak, trigliserida, fosfolipid, dan kolesterol. Kolesterol yang terbentuk adalah low-density lipoproteins (LDL) alias kolesterol jahat dan high density lipoproteins yang sohor sebagai kolesterol baik. LDL mengandung 75% kolesterol dan hanya sedikit protein, serta berfungsi mengalirkan kolesterol ke seluruh tubuh. Kelebihan LDL menyebabkan penumpukan lemak di dinding arteri.

Konsumsi makanan manis, bersantan, dan karbohidrat secara berlebihan meningkatkan kadar kolesterol. Menurut Persatuan Endokrinologi Indonesia, kadar kolesterol dalam darah normal maksimal 200 mg/dl; LDL, paling tinggi 130 mg/dl; HDL, lebih dari 45 mg/dl, dan trigliserida kurang dari 200 mg/dl.

Kolesterol tinggi itulah yang dialami oleh Simon Fenmart. Pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, itu kerap mengkonsumsi makanan gorengan. Akibatnya, ketika usia mendekati setengah abad, tubuh tak lagi mampu menetralisir lemak yang tertumpuk dalam darah. Kepalanya kerap pusing. 'Sehabis tidur sulit membuka mata lantaran langit seperti berputar,' kata Simon. Setelah memeriksakan diri ke dokter, ia divonis mengidap kolesterol tinggi. Hasil tes laboratorium menunjukkan nilai kolesterolnya 240 mg/dl dan asam urat mencapai 7,0.

Setelah rutin mengkonsumsi obat dokter, kedua gangguan kesehatan pria 48 tahun itu berkurang. Namun, jika terlambat mengkonsumsi obat, gejala berupa kepala pusing, mata berkunang-kunang, dan mudah lelah muncul lagi. Itulah sebabnya ia tertarik mencoba suplemen berbahan teripang dan spirulina untuk memutus ketergantungan obat kimiawi. Simon rutin mengkonsumsi 2 sendok makan teripang 2 kali sehari. Selain itu ia juga menelan 5 butir spirulina sehari. Hasilnya? Seluruh keluhan itu hilang seperti dikokohkan oleh hasil tes laboratorium: nilai kolesterol 130 mg/dl dan nilai asam urat 5,5.

Alpukat

Perihal teripang tokcer menurunkan kadar kolesterol dibuktikan oleh Hsi-Hsien Liu. Periset National Chung-Hsing University, Taiwan, itu meneliti efek penurunan lemak alias hipolipidemik karena senyawa glikosaminoglikan. Senyawa itu terkandung dalam teripang Metriatyla scabra. Glikosaminoglikan alias GAGs teripang mengandung asam heksosamin dan heksuronat. Percobaan selanjutnya dilakukan terhadap tikus winstar berbobot 5 g, 10 g, 15 g, dan 20 g. Tikus-tikus itu diberi 1% kolesterol selama 6 pekan sehingga total kolesterol, LDL, dan bobot hati meningkat.

Kemudian tikus-tikus itu diberikan 20 mg glikosaminoglikan per kg bobot tubuh. Efeknya total kolesterol, LDL dan indeks atherogenik turun; HDL meningkat. Selain itu GAGs terbukti mencegah peningkatan trigliserida, kolesterol dan fosfolipid dalam hati. Sterol yang terdapat didalam teripang juga menurunkan kolesterol. Zat itu menghadang penyerapan kolesterol pada pembuluh darah manusia sebanyak 15%.

Selain teripang, konsumsi rutin alpokat mencegah peningkatan kolesterol. Buah Persea americana itu kaya antioksidan yang mencegah melonjaknya kolesterol. Bahan nabati lainnya, bawang merah dan bawang putih memiliki senyawa aktif ajoene, antikolesterol yang mencegah penggumpalan darah. Kedua sayuran bumbu itu salah satu pilihan untuk mengatasi kolesterol yang melambung. Beberapa siung umbi lapis anggota famili Liliaceae itu dapat dimakan segar. 'Dua siung bawang putih setiap hari, hindarkan tubuh dari kolesterol jahat, 'kata Lukas Tersonoadji, herbalis di Tangerang.

Herbal Penolak Kemoterapi


Sejuknya ruang tunggu rumahsakit itu tak mampu mendinginkan perasaan Mira Sarasasih Purbasari. Dadanya bergemuruh, tangan bergetar memegang amplop putih. Perempuan itu membuka amplop dan menarik secarik kertas hasil pemeriksaan ultrasonografi. Ia membaca diagnosis dokter: kanker payudara stadium 2.

Dunia seakan gelap. Di kursi ruang tunggu itu matanya terpejam. Ia teringat bibinya yang menyudahi hidup pada usia 65 tahun karena kanker payudara. Maut menjemput setelah 5 tahun ia bergelut dengan penyakit ganas itu. Tiba-tiba perasaan takut menghampirinya. Mira yang saat itu 31 tahun takut senasib dengan sang bibi. Maklum peluang kesembuhan penderita kanker payudara stadium 2 cuma 30 - 40%.

Dokter yang memeriksa menyarankan Mira menjalani kemoterapi. Namun, Mira menolak. Penderitaan bibi saat menjalani kemoterapi belum terhapus dari ingatan: rambut rontok, kulit keriput, nafsu makan berkurang, dan wajah letih. Menurut dr Henry Naland SpBOnk, hampir semua manusia mempunyai onkogen alias gen pembawa kanker di kromosom. Ketika berjumpa karsinogen alias zat penyebab kanker, sel normal berubah menjadi sel ganas yang tak kunjung mati.

Itulah sel kanker. 'Namun, sistem kekebalan tubuh yang baik bisa menghambat timbulnya kanker,' kata Henry. Henry mengatakan, pemicu kanker, termasuk kanker payudara, antara lain tingginya konsumsi makanan berlemak dan rendahnya konsumsi makan berserat. Timbunan lemak itu dapat memacu perkembangan sel secara berlebihan dan menimbulkan kanker.

Itu persis gaya hidup Mira. Bungsu dari 4 bersaudara itu penggemar makanan cepat saji. Setiap hari, sekali lagi, setiap hari ia selalu menyantap burger dan ayam goreng cepat saji. Pangan favorit lain? Soto jeroan kambing dan sapi tak luput dilahapnya. Kedai-kedai penyedia makanan favoritnya di seantero Bandarlampung sudah ia datangi.

Selain itu ia kerap bekerja lembur sehingga pola tidurnya tak teratur. Dampak kondisi itu diperparah dengan tingginya tekanan pekerjaan sehingga melahirkan stres. Dengan gaya hidup itu, Mira tak sadar dirinya sedang diintai pembunuh berdarah dingin, kanker payudara.

Herbal

Di tengah kegundahan, Mira teringat temannya Ema Rahayu pengidap kanker payudara dan sembuh setelah mengkonsumsi herbal. Itu menjadi inspirasi bagi Mira. Perempuan kelahiran 19 Agustus 1977 itu bergegas menemui herbalis Mochammad Yusuf di Sukabumi, Jawa Barat.

Yusuf menekuni pengobatan timur sejak 47 tahun lampau. Pria kelahiran Sukabumi itu meresepkan masing-masing 30 g xia gu cao Prunella vulgaris, se shi cao Lycopodirum japonica, ban zi lian Scutellaria barbata, dan hai zao Sargassum pallidum. Selain itu Yusuf juga meresepkan 20 g bu gang ying, 12 g dang gui Angelica sinensis, dan 20 g shan xi gu Cremastra appendiculate. Mira merebus ramuan itu dalam 5 gelas air hingga mendidih dan tersisa segelas. Ia meminum hasil rebusan itu 2 kali sehari pada pagi dan malam. Gunanya tak hanya membunuh sel kanker tapi juga memperkuat lambung dan memperbaiki kondisi tubuh.

Menurut Yusuf, kanker bisa timbul akibat pola hidup yang tidak seimbang. Ia menganalogikan daya tahan tubuh dan penyakit dengan timbangan. Bila penyakit naik, daya tahan tubuh turun, pun sebaliknya. Untuk mencegah penyakit merajalela, Yusuf menyarankan pola hidup seimbang.

Makanan yang dikonsumsi harus seimbang antara yang bersifat 'yin' alias dingin dan panas alias 'yang'. Terlalu banyak konsumsi makanan bersifat 'yang' seperti gorengan dan jeroan menjadi pendorong timbulnya kanker. Kurangnya istirahat, stres, dan faktor genetika pada Mira, menurut Yusuf bisa pula menjadi sebab timbulnya kanker payudara.

Seimbang

Menurut Yusuf, senyawa melatonin yang terdapat dalam resep herbal hai zao mampu menghancurkan sel kanker. Hartono Chong, herbalis di Jakarta sepakat hai zao sebagai penumpas kanker andal. Sel kanker yang terbunuh kemudian dikeluarkan melalui urine atau keringat.

Yusuf menganalogikan herba mengatasi kanker, seperti pohon dengan semut. Bila semut adalah sel kanker, pohon ibarat tubuh manusia. Pengobatan secara kimia berupaya memotong sarang semut. Celakanya semut keluar dari sarang dan berpindah ke bagian pohon lain. Sebaliknya, pengobatan herbal bekerja dengan jalan mematikan si 'semut' alias sel kanker terlebih dahulu. Akibatnya, sarang semut alias sel kanker pada bagian tubuh perlahan mati karena tak memperoleh pasokan makanan dari semut.

Mira bertekad kuat untuk disiplin mengkonsumsi ramuan itu. Namun, 10 hari berselang ia merasa perutnya bergejolak. Ia berkali-kali buang air hingga sehari 10 kali. Semula Mira menghentikan konsumsi herbal itu. Yusuf, konsultan rumahsakit militer di Guangzhou, China, itu meyakinkan bahwa itu gejala normal sebagai indikasi obat herbal membersihkan racun alias detoksifi kasi. Mira pun kembali melanjutkan konsumsi. Sepekan berselang, ia merasakan kondisi tubuhnya lebih fit.

Itulah sebabnya Mira memeriksakan diri ke sebuah klinik di Bandung. Ia harap-harap cemas ketika selembar hasil tes terbuka di hadapannya. Tangannya bergetar membuka amplop. Namun, begitu mengetahui hasil tes menunjukkan kanker payudara mengecil menjadi 2,5 - 3 cm dari sebelumnya 4 cm, Mira sontak bersorak gembira.

Mira pun melanjutkan mengkonsumsi herbal dari Yusuf. Kini, benjolan sebesar biji kedelai itu tak teraba lagi oleh sentuhan tangan, kondisi tubuhnya pun membaik. Bobot tubuhnya kembali ke posisi awal 55 kg; sebelumnya 45 kg. Menjaga agar kanker payudara tak mengganas lagi, ia pun terus mengkonsumsi herbal. Makanan bersifat 'yin' seperti pir, apel, dan semangka dikonsumsi. Masa depan yang dulu sempat terenggut, kini membentang cerah di hadapannya. (Faiz Yajri)

Daun Ubijalar Dongkrak Trombosit

OMRI SAMOSIR BERTINDAK CEPAT BEGITU MENGETAHUI ISTRINYA, CHRISTINA SIREGAR, MENGGIGIL. IA BERGEGAS MEMBAWA CHRISTINA KE SEBUAH RUMAHSAKIT DI JAKARTA. HASIL PEMERIKSAAN DOKTER MENYEBUTKAN, IA POSITIF DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD). KADAR TROMBOS IT CHRISTINA 150.000/μ L ; KADAR NORMA L 200.000 - 400.000/μL . TANPA SEPENGETAHUAN DOKTER, OMRI MEMBERIKAN REBUSAN DAUN UBIJALAR KEPADA CHRISTINA. KEESOKAN PAGI, CHRISTINA PULANG KARENA TROMBOSIT KEMBALI NORMAL.

Begitu mengetahui penyakit istrinya demam berdarah dengue, Omri teringat cerita Bart, temannya asal Filipina. Mereka bekerja di perusahaan pertambangan yang sama. Bart mengisahkan masyarakat Filipina memanfaatkan daun camote alias ubijalar untuk mengatasi serangan virus dengue. Lorenzo Romero Banning, kelahiran Manila 3 Mei 1935, yang kini tinggal di Jakarta membenarkan bahwa di Filipina daun ubijalar secara turun-temurun digunakan untuk mengatasi demam berdarah dengue.

Ingat cerita itu, Omri Samosir segera memetik 20 daun ubijalar plus tangkai setara 200 - 250 g. Ia memilih daun yang tak terlalu tua dan tak terlampau muda. Itu sekitar 4 - 5 daun dari pucuk. Setelah membersihkan daun, Omri merebus dalam seliter air dengan api kecil hingga mendidih, kira-kira 20 menit. Sebanyak 800 - 900 ml air rebusan daun Ipomoea batatas itu ia saring dan diminum Christina. Dosis sekali minum 200 ml dengan frekuensi 5 kali semalam.

Itulah rahasia yang membuat kadar trombosit Christina meningkat pesat, menjadi 246.000 dalam semalam. Keesokan pagi, dokter mengizinkan ia pulang. Christina hanya semalam di rumahsakit.

Bukan hanya Christina yang merasakan manfaat daun ubijalar. Pada Oktober 2008, Sudung menjalani perawatan akibat demam berdarah di sebuah rumahsakit di Bandung, Jawa Barat. Karena trombosit tak kunjung meningkat setelah sepekan opname, tetap 80.000/μl, Sudung dipindahkan ke rumah sakit di Jakarta. Setelah mengkonsumsi rebusan daun ubijalar, trombosit terdongkrak menjadi 155.000/μl dalam sehari. Dua hari kemudian ia pulang ke rumah.

Bocor

Penyakit yang diderita Christina dan Sudung akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk rumahan itu biasanya menyerang pada siang hari. Menurut ahli DBD dari Univesitas Airlangga, Surabaya, Prof Dr dr H Soegeng Soegijanto SpA(K) DTM & H, virus dengue yang masuk ke tubuh manusia menyerang monosit - salah satu tipe sel darah putih - yang berperan membangun kekebalan tubuh.

Jika jumlah trombosit berkurang, mudah terjadi pendarahan, bahkan kematian. Penderita pun mengalami renjatan alias syok. 'Syok akibat merosotnya jumlah trombosit perlu sesegera mungkin ditangani, itu kunci menghindari kematian,' tutur Dr Drs Suprapto Ma'at MS Apt dari laboratorium patologi klinik Universitas Airlangga. Konsumsi garam isotonik atau larutan ringer asetat hanya mengganti volume plasma yang hilang. Bukan mengobati penyebab utama trombostapenia alias gangguan fungsi trombosit.

Polifenol

Menurut dr Arijanto Djonosewodjo SpPD, ahli penyakit dalam dan herbalis di RSUD Dokter Sutomo, Surabaya, kandungan polifenol dalam daun ubijalar berperan sebagai antioksidan untuk memperbaiki sistem imun atau kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh yang terdongkrak mampu melawan virus yang menyerang tubuh. Rebusan herbal biasanya berguna jika trombositnya belum turun sekali, di bawah 50.000.

Hasil riset Dr Shahidul Islam, peneliti dari Universitas Arkansas, Amerika Serikat, menunjukkan setiap 100 gram daun ubijalar segar kultivar suioh mengandung 117 mg kalsium, 1,8 mg besi, 3,5 mg karoten. Selain itu daun Ipomoea batatas itu juga mengandung 7,2 mg vitamin C, 1,6 mg vitamin E, dan 0,5 mg vitamin K, vitamin B, betakaroten, serta protein.

Hasil riset itu membuktikan bahwa daun ubijalar kaya akan kandungan 15 antosianin dan 6 jenis polifenol dan asam fenolik. Asam fenolik yang terkandung seperti dicaffeoilqynat, asam dicaffeoilquinat, mokodaffeoilquinat, dan kaffeat. Menurut Shahidul kandungan antosianin dan polifenol dalam ubijalar berguna sebagai antioksidan, antiperadangan, bahkan antikanker.

Selain daun ubijalar, herba lain yang mujarab mengatasi demam berdarah adalah daun jambu biji. Daun jambu biji Psidium guajava mengandung aldehid, guanin, dan quercentin. Yang disebut terakhir senyawa pokok penambah jumlah trombosit. 'Kadar di buah jambu biji lebih sedikit daripada di daun. Kandungan di selembar daun bisa sama dengan di sekilo buah,' ungkap Suprapto Maat.

Menurut Prof Dr Sumali Wiryowidagdo dari Pusat Studi Obat Bahan Alam Universitas Indonesia, quercentin menghambat enzim pembentuk RNA virus dengue. 'RNA berperan dalam sintesis protein. Jika pembentukan RNA terganggu, menyebabkan virus mati sehingga jumlah trombosit meningkat,' ujar guru besar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia itu.

Gunakan daun jambu biji yang tidak terlalu tua dan muda. Jika terlalu tua, flavonoid mengalami oksidasi sehingga kurang efektif meningkatkan trombosit. Pada daun muda, kandungan flavonoid masih rendah. Flavonoid dalam daun jambu biji dan polifenol dalam daun ubijalar berfungsi sama: meningkatkan kadar trombosit. Itulah harapan semua pasien demam berdarah dengue, sebagaimana yang sudah dibuktikan oleh Salsabila Al Adawiyah dan Omri Samosir. (Faiz Yajri

Obat dari Tanah Lembap


Dalam bahasa China, keladitikus disebut shui banxia yang berarti tanaman obat beracun yang hidup di air atau tempat lembap. 'Karena tumbuh di tempat yang lembap, sifat tumbuhan itu hangat dan pedas sehingga sangat cocok mengobati penyakit-penyakit lendir,' kata dr William Adi Teja MMed, dari Klinik Utomo Chinese Medical Center, Jakarta. Penyakit lendir dibagi dua, di luar dan di dalam tubuh. Penyakit lendir di luar tubuh seperti dahak akibat penyakit flu dan batuk. Sedangkan yang di dalam tubuh mengendap dan menggumpal menjadi kanker.

Namun, menurut alumnus Beijing University of Traditional Chinese Medicine, China, itu, sifat hangat dan pedas keladitikus berefek buruk bagi tubuh yang kering. Oleh karena itu, orang yang gampang haus dan penderita diabetes dilarang mengkonsumsi.

Selain untuk kanker, 'Keladitikus juga baik untuk penyakit gangguan ritme jantung seperti penyakit gagal jantung, karena bentuk daunnya seperti jantung,' kata Wiliam. Itu berdasarkan 2 kitab kuno Huang Di Nei Jing (artinya Kitab Kaisar Kuning) dan Wai Tai Mi Yao (Resep Rahasia). Dosis yang dianjurkan untuk penyakit jantung sama dengan penderita kanker, yaitu 10-15 g ekstrak keladitikus kering diseduh dengan air 150 ml dikonsumsi 2 kali sehari.

William mewanti-wanti tanaman obat dari keluarga Banxia hampir semua beracun. Oleh karena itu mesti hati-hati dalam pengolahannya. Akar dan umbi keladitikus direndam air selama 7 hari, kemudian direndam kembali dengan air rebusan jahe. Akar itu kemudian dipanaskan dengan uap sulfur. Hasilnya, akar dan umbi keladitikus yang tadinya berwarna putih menjadi kuning terang. Setelah itu, umbi dan akar Typhonium flagelliforme itu bisa dikeringkan dan dikonsumsi. Cara lain dengan langsung mengkonsumsi jahe segar sesudah minum jus keladitikus, sebab antioksidan jahe menetralisir racunnya.

Jika pengolahan tidak benar, gejala keracunan seperti nadi melemah, mual, dan muntah bakal menyerang segera setelah konsumsi. Efek lain, gatal. Terutama orang yang alergi dengan jenis racun yang terkandung dalam keladitikus. 'Padahal, racun itulah zat utama pengerat kanker,' kata Wiliam. (Vina Fitriani).

FRAMBUSIA

Keladitikus bukan hanya mujarab mengatasi beragam penyakit maut seperti kanker dan tumor. Umbi kerabat aglaonema itu juga manjur mengakhiri penderitaan akibat koreng dan frambusia alias patek-penyakit kulit akibat bakteri yang mudah menular. Caranya dengan melumatkan umbi keladitikus yang sudah direndam setengah jam, tempelkan di atas luka, dan tutup dengan kain. Itulah resep dari Rubiyantoro, herbalis di Pekayonjaya, Bekasi, Jawa Barat.***

RENDAM

Keladitikus memang memberi efek gatal jika getah terkena kulit. Toto Suhendro, herbalis di Cijaura, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menyarankan untuk merendam herbal itu di air bersih selama 30 menit. Seluruh bagian tanaman harus tenggelam. Cara itu mengurangi intensitas rasa gatal. Perendaman menekan getah umbi keladitikus. Dampaknya gatal pun berkurang.***

MUAL

Jika usai mengkonsumsi keladitikus, perut mual tak perlu khawatir. Mual, biasanya diikuti diare, hal lumrah. Itu pertanda obat tengah bekerja. Hal itu hanya berlangsung 1-2 hari. Oleh karena itu tetaplah menelan kapsul keladitikus. Namun, jika muntah sebaiknya kurangi dosis pada konsumsi berikutnya. Yang pasti perempuan hamil dilarang mengkonsumsi keladitikus.***

Riset Buktikan Keladitikus Mujarab


HIDUP DENGAN HANYA SEBUAH KAKI? BESOK PAGI DOKTER MENGAMPUTASI KAKI KANAN, PERSIS DI BAWAH LUTUT KURNIA BHAKTI-BUKAN NAMA SEBENARNYA. BOCAH PERIANG BERUSIA 10 TAHUN ITU MENITIKKAN AIR MATA, TANPA ISAK, KETIKA MENGETAHUI RENCANA ITU. DOKTER DI SEBUAH RUMAHSAKIT DI AMSTERDAM, BELANDA, AKHIRNYA MENGAMPUTASI KARENA KHAWATIR TUMOR OTOT METASTASIS ATAU MENYEBAR KE ORGAN LAIN.

Orangtua Kurnia setuju dengan keputusan dokter ahli untuk mengamputasi kaki. Sebab, benjolan di betis kanan terus membesar, seukuran bola pingpong. Tumor otot itu mula-mula hanya benjolan seukuran kelereng yang muncul saat Kurnia berusia 7 tahun. Pada awalnya, Kurnia tak merasakan sakit. Namun, seiring dengan membesarnya ukuran benjolan hingga sebola pingpong, sulung 2 bersaudara itu merasa nyeri. Terutama bila benjolan tersentuh atau tergesek sesuatu.

Kedua orangtuanya bergegas membawa Kurnia ke sebuah rumahsakit di Jakarta Pusat. Ketika itulah dokter mendiagnosis tumor otot setelah memeriksa Kurnia. Pada 25 Desember 1997 ketika Kurnia berusia 9 tahun, dokter mengangkat sel tumor itu. 'Jika dibiarkan tumor akan berubah menjadi kanker sehingga harus dioperasi,' ujar dokter seperti ditirukan ibunda dari Kurnia.

Tiga kali

Pascaoperasi makanan Kurnia sangat diperhatikan. Dokter melarang konsumsi makanan berlemak dan menganjurkan konsumsi jus. Kurnia mematuhi saran itu. Namun, 4 bulan pascaoperasi, sel kanker tumbuh kembali. Itu yang mendorong orangtua Kurnia mencari kesembuhan ke Amsterdam, Belanda. Di sanalah dokter mengamputasi kaki kanan Kurnia.

Usai operasi Kurnia mengenakan kaki palsu untuk menopang tubuh. Setahun-dua tahun memang tak bermasalah. Namun, 5 tahun setelah amputasi, ya ampun, tumor otot itu datang lagi. Lokasi munculnya tumor itu hanya beberapa sentimeter dari bekas amputasi. Berarti itu untuk ke-3 kalinya tumor bercokol di kaki kanan Kurnia setelah 2 kali dioperasi. Itulah sebabnya orangtua Kurnia tak mengunjungi dokter ahli atau rumahsakit, tetapi ke herbalis di Bandung, Jawa Barat.

Pengobat di Kota Kembang itu meresepkan kapsul ekstrak keladitikus. Kurnia disiplin mengkonsumsi 3 kapsul 2 kali sehari. Melihat perkembangan sel tumor yang kian hari makin mengecil, orangtua Kurnia takjub. Tiga bulan rutin mengkonsumsi kapsul keladitikus, tumor itu akhirnya hilang. Kurnia memang belum memeriksakan ke laboratorium. Namun, hingga kini 5 tahun pascapengobatan herbal, benjolan dan nyeri tak pernah muncul. Kurnia (20 tahun) kini bugar dan tengah belajar di Australia. Di sana ia tetap mengkonsumsi kapsul keladitikus untuk menjaga kesehatan.

Kurnia bukan satu-satunya pasien yang merasakan khasiat keladitikus. Nurhasanah mula-mula mendapati benjolan seukuran telur puyuh di bahu kiri. Ukuran benjolan itu makin hari kian membesar sehingga merisaukannya.

Siswa kelas XI SMA Pancabakti, Pontianak, Kalimantan Barat, itu bergegas ke dokter. Usai menjalani pemeriksaan intensif, dokter mendiagnosis Nurhasanah positif tumor getah bening. Solusinya satu: operasi.

Pada pertengahan 2008, ia mulai mengkonsumsi 2 kapsul keladitikus 3 kali sehari. 'Pertama minum, saya kencing berkali-kali. Sakit juga semakin saya rasakan,' kata Nurhasanah. Maria Margaretha Andjarwati, herbalis di Jakarta Utara, mengatakan itu indikasi obat tengah bekerja. Persis dua bulan, benjolan itu hilang sama sekali. Bersamaan dengan itu nyeri juga menghilang.

Menurut Lina Mardiana, herbalis di Pathuk, Yogyakarta, keladitikus juga digunakan untuk mengatasi beragam penyakit lain seperti diabetes mellitus dan hipertensi. Memang belum ada riset yang menguji keladitikus pada 2 penyakit itu. Lina mewarisi resep itu dari ibundanya yang berpraktek pada 1970.

Riset membuktikan

Bagaimana mekanisme keladitikus mengatasi sel kanker? 'Keladitikus mampu memblokir perkembangan sel-sel kanker dan tumor,' kata Wahyu Suprapto, herbalis di Kota Batu, Jawa Timur, dan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang meresepkan keladitikus. Menurut Lina Mardiana keladitikus menghambat pertumbuhan sel kanker sekaligus meningkatkan stamina pasien.

Dr Dyah Iswantini, periset di Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor, membuktikan keladitikus sebagai antikanker. Dyah meneliti daya hambat ekstrak air dan etanol keladitikus terhadap aktivitas tirosin kinase. Enzim tirosin kinase mempengaruhi perkembangan sel-sel kanker di tubuh manusia.

Daya hambat ekstrak etanol dan air panas berkonsentrasi 700 ppm melebihi daya hambat genistein-senyawa antikanker. Sedangkan ekstrak keladitikus dengan air demineralisasi menghambat 76,10% enzim tirosin; daya hambat genistein Cuma 12,89%. 'Adanya daya hambat itu menunjukkan keladitikus berpotensi sebagai antikanker,' kata Dyah.

Riset itu sejalan dengan penelitian Peni Indrayudha dari Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ia membuktikan ekstrak natriumklorida daun keladitikus mengandung Ribosom Inactivating Proteins (RIPs). Peni menginkubasikan DNA plasmid (pUC18) dengan sejumlah protein dari ekstrak daun Typhonium flagelliforme pada suhu kamar selama 1 jam.

Ekstrak daun keladitikus terbukti memotong rantai DNA sel kanker sehingga berbentuk menjadi nick circular alias lingkaran semu sebagaimana tampak di bawah sinar ultraviolet. RIPs merupakan protein dengan aktivitas mampu memotong rantai DNA atau RNA sel. Dampaknya pembentukan protein sel pun terhambat sehingga sel kanker gagal berkembang.

Pada pengobatan, RIPs menonaktifkan perkembangan sel kanker dengan cara merontokkan sel kanker tanpa merusak jaringan di sekitarnya. Selain itu RIPs juga memblokir pertumbuhan sel kanker. Ekstrak keladitikus yang mengandung RIPs mampu memotong rantai DNA sel kanker.

Sel bunuh diri

Riset lain dilakukan oleh Chee Yan Choo dari Sekolah Farmasi Universitas Sains Malaysia. Chee menguji ekstrak umbi dan daun keladitikus terhadap aktivitas sitotoksik pada sel leukaemia P388. Hasilnya IC50 ekstrak kloroform umbi mencapai 6,0 μg/ml; ekstrak heksan 15,0 μg/ml. Kloroform dan heksan adalah pelarut yang digunakan untuk memperoleh senyawa aktif dalam sediaan herbal. Sedangkan IC50 ekstrak kloroform daun 8,0 μg/ml; IC50 ekstrak heksan daun 65,0 μg/ml.

IC50 (IC=inhibition consentration) adalah konsentrasi yang mampu menghambat 50% sel kanker. Semakin kecil angka IC50 kian bagus karena berarti dosis yang digunakan kian kecil. Pada riset itu, untuk menghambat 50% sel kanker, cuma diperlukan 6,0 μg/ml ekstrak kloroform umbi keladitikus.

'Keladitikus mengandung Ribosom Inactivating Proteins (RIPs). RIPs merontokkan sel kanker tanpa merusak jaringan di sekitarnya,' kata Peni Indrayudha.

Pembuktian lainnya dilakukan oleh Choo Sheen Lai dari Pusat Penelitian Obat Universitas Sains Malaysia. Ia menemukan senyawa antikanker dalam keladitikus bernama fitol. Mekanisme fitol melawan sel kanker dengan cara apoptosis. Sel kanker terlampau 'sakti' sehingga tak pernah mati. Nah, fitol memberikan pisau tajam kepada sel kanker. Yang terjadi kemudian, sel kanker bunuh diri. Ketika itulah pasien sembuh.

Kasus Patoppoi

Bukti dari laboratorium menyebabkan kian mencorongnya pamor keladitikus dalam setahun terakhir. 'Saya melihat masyarakat frustasi atas pengobatan kimia. Obat kimia menjanjikan kesembuhan luar biasa, tetapi menimbulkan efek samping pada jangka panjang. Deposit obat kimia yang tak dieliminasi tubuh mempengaruhi kualitas darah dan kesehatan seseorang,' kata Ali Mashuda SSi Apt, apoteker lulusan Universitas Gadjah Mada.

Dampaknya muncul berbagai penyakit. Setelah obat-obatan kimiawi tak kunjung menyembuhkan, pasien berharap kesembuhan dengan konsumsi herbal seperti keladitikus. Keladitikus pertama kali mencuat setelah Sri Hatmini Patoppoi sembuh dari kanker payudara stadium III pada 2000. Semula Patoppoi Pasau-suami Sri Hatmini-berupaya mencari pengobatan alternatif. (Kisah sembuh Sri Hatmini pernah dipublikasikan Trubus edisi September 2000).

Patoppoi kemudian mendapatkan informasi mengenai penggunaan teh lin qi di Malaysia untuk mengobati kanker. Saat itu ia langsung ke Malaysia untuk membeli teh. Di sebuah toko obat di sana, secara tidak sengaja dia melihat dan membaca buku mengenai pengobatan kanker yang berjudul Cancer, Yet They Live karangan Dr Chris K.H. Teo terbitan 1996. Setelah membaca sekilas, ia langsung membeli buku itu dan batal membeli teh lin qi. Di bab 7 halaman 86 buku itu Patoppoi membaca khasiat Typhonium flagelliforme sebagai antikanker.

Di Malaysia keladitikus populer setelah Chris KH Teo membantu mengobati Benedict Yeoh, pengidap kanker lever yang akhirnya sembuh. Berita kesembuhan itu cepat menyebar sehingga banyak yang datang ke rumahnya di Penang, Malaysia. Ketika tiba di Jakarta, Patoppoi memberikan air rebusan umbi keladitikus kepada istrinya yang akhirnya lolos dari maut setelah rutin mengkonsumsi tanaman obat itu. Saat itu keladitikus menjadi bahan pembicaraan.

Trubus kembali menemui Sri Hatmini pada 16 April 2009. Ia tampak bugar pada usianya yang akan genap 70 tahun pada bulan ini. Setelah sembuh kanker payudara, perempuan kelahiran Temanggung, Jawa Tengah, 25 Juni 1939 itu membantu penyembuhan pasien beragam kanker. Setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu pasien kanker dari berbagai kota seperti Medan, Pekanbaru, dan Manado, mengalir ke rumahnya di Kayuputih, Jakarta Timur.

Pada 'jam praktek' pukul 08.00-12.00 ia menerima 20-30 pasien per hari. Jumlah itu meningkat pesat ketimbang pasien yang datang pada tahun pertama setelah ia sembuh. Saat itu cuma beberapa pasien yang berkunjung. Sri Hatmini memberikan ekstrak umbi keladitikus kepada para pasien. Dalam 2 hari, 50 botol masing-masing berisi 50 kapsul diminta pasien.

Salah sangka

Penelusuran Trubus, setahun terakhir banyak dokter dan herbalis meresepkan keladitikus kepada para pasien. Sekadar menyebut beberapa contoh adalah dr Henry Naland SpBOnk di Jakarta, dr Eliya (Banten), dr Ivan Hardi (Surabaya), dan Agus Salim (Malang). Dokter-dokter di Klinik Karyasari-tersebar di 4 tempat di Jakarta-juga meresepkan keladitikus.

Untuk mengkonsumsi herbal itu, pasien melumat seluruh bagian tanaman keladitikus segar. Setelah menambahkan 2 sendok air matang, memeras, lalu meminum hasil perasan itu. Frekuensi konsumsi 3 kali sehari. Cara lain dengan menelan 3 kapsul 3 kali sehari.

Dosis anjuran untuk terapi 3 kali sehari, sejam sebelum makan. Bagi yang memiliki masalah lambung, sebaiknya mengkonsumsi jus keladitikus setelah makan. Menurut Prof Dr Sumali Wiryowidagdo, guru besar Farmasi Universitas Indonesia, dosis 3 kapsul 3 kali sehari sangat aman dan tak berefek samping bagi kesehatan. Beberapa herbalis dan dokter yang mersepkan keladitikus selama 5 tahun, belum menemukan efek samping keladitikus.

Secara empiris dan ditunjang bukti ilmiah, keladitikus berkhasiat obat. Namun, mengkonsumsi keladitikus tak semudah bayangan banyak orang. Pertama, banyak orang belum mengetahui secara pasti tanaman keladitikus. Seorang eksekutif di Jakarta mengira tanaman setinggi semeter sebagai keladitikus. Ia mengirimkan surat elektronik disertai foto tanaman talas-talasan yang disangkanya keladitikus. Bila salah mengenali tanaman, pasien mungkin tak memperoleh khasiat keladi tikus.

Selain itu mengolah tanaman itu juga harus tepat. Salah olah menyebabkan gatal tenggorokan. Alih-alih sembuh, pasien malah mendapat 'penyakit' baru. Pemakaian keladitikus secara tunggal, perlu riset lebih lanjut. Menurut Dr Chris KH Teo, ahli keladitikus dari Malaysia, keladitikus bukan peluru ajaib yang menyembuhkan aneka penyakit. Itu senada dengan pendapat dr Paulus Wahyudi Halim.

Dokter alumnus Degli Studi Padova, Italia, itu mengatakan pengobatan kanker melibatkan banyak faktor. 'Tak bisa diobati dengan satu obat saja. Sebuah obat membutuhkan obat lain untuk melengkapi khasiat. Sebab tak ada obat yang multifungsi dan diterima tubuh dengan baik,' kata Paulus.

Terlepas dari perbedaan itu, permintaan keladitikus sangat besar. Banyak pasien mengharap kesembuhan dengan konsumsi keladitikus. Dampaknya permintaan herba segar dan olahan keladitikus pun meningkat. Ali Mashuda, yang juga produsen herbal di Purwakarta, Jawa Barat, mengatakan penjualan keladitikus per bulan mencapai 600 botol masing-masing terdiri atas 50 kapsul. Jumlah itu meningkat 100% ketimbang tahun lalu.

Boni Patoppoi, produsen keladitikus di Sidoarjo, Jawa Timur, juga mengalami peningkatan permintaan. Rata-rata ia memproduksi 100 botol masing-masing 50 kapsul sepekan. Harga sebuah botol Rp75.000. Volume produksi itu meningkat 100% ketimbang 6 tahun lampau saat Boni mulai mengolah keladitikus. Keladitikus yang kini banyak diminta itu hanya salah satu pilihan untuk mencapai kesembuhan atau menjaga kesehatan. Itu pun bukan satu-satunya faktor penentu, masih banyak faktor lain yang mempengaruhi kesembuhan seseorang. (Sardi Duryatmo/Peliput: Ari Chaidir, Destika Cahyana, Faiz Yajri, & Vina Fitriani)